Cerdas Bermedia Sosial, Biar Tak Menuai Sial

Saya juga pernah membaca di status media sosial milik wartawan senior –dia pernah bergabung di media terkemuka di Indonesia, dan menulis sesuatu yang hoaks, bohong, sehingga teman-temannya dalam komentar mengingatkan untuk jangan lagi menebar kebohongan. Silakan dukung calon presiden pilihan masing-masing, tapi jangan mencerca calon presiden yang satunya lagi.

“Ingat, telunjuk lurus kelingking berkait. Saat mana satu jari menunjuk kebobrokan pasangan calon presiden yang tak Anda sukai, empat jari menunjuk ke arah Anda, yang sebenarnya lebih banyak bobroknya.” Begitu respon yang diberikan seseorang di kolom komentar media sosial.

Saya tak hendak membahas satu per satu fenomena di media sosial yang bisa kita silau setiap waktu, yang kadang masuk ke laman media sosial kita tanpa diundang dan diminta. Isi materi sharing yang tanpa disaring itu tidak saja menebar kebohongan. Akan tetapi juga menebar kebencian, penghinaan, melecehkan dan bahkan membunuh karakter lawan yang tak dia inginkan. Lebih luas lagi, sentimen negatif terhadap pasangan calon presiden tertentu, juga ditengarai bisa membuat disharmoni hubungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika hal ini dibiarkan bukan tidak mungkin terjadi perpecahan dalam masyarakat, perang antaretnik dan rusaknya persatuan dan kesatuan bangsa.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Cerdas Bermedia Sosial, Biar Tak Menuai Sial

Saya juga pernah membaca di status media sosial milik wartawan senior –dia pernah bergabung di media terkemuka di Indonesia, dan menulis sesuatu yang hoaks, bohong,

Sastrawati Sastri dalam Esai Sastra

Oleh : Yurnaldi Wartawan Utama, Ketua Bidang Edukasi, Sosialisasi, dan Advokasi Komisi Informasi Provinsi Sumatera Barat (2014-2018) , dan Penulis Buku “Kritik Presiden dan Jurnalisme Hoax” (2018)

Media Mainstream “Dikerangkeng” Rezim (?)

Oleh : Yurnaldi Wartawan Utama, Ketua Bidang Edukasi, Sosialisasi, dan Advokasi Komisi Informasi Provinsi Sumatera Barat (2014-2018) , dan Penulis Buku “Kritik Presiden dan Jurnalisme Hoax” (2018)

Komunitas Satu Pena untuk Kesejahteraan Penulis

Padang-Hadir dengan mengusung impian besar. Meningkatkan kesejahteraan penulis, meningkatkan kapasitas, penguatan profesi, melindungi hak atas karya, serta kebebasan menulis.“Semoga ini menjadi langkah penguatan bagi penulis