Komunitas Satu Pena untuk Kesejahteraan Penulis

Padang-Hadir dengan mengusung impian besar. Meningkatkan kesejahteraan penulis, meningkatkan kapasitas, penguatan profesi, melindungi hak atas karya, serta kebebasan menulis.
“Semoga ini menjadi langkah penguatan bagi penulis di Sumatera Barat,” kata Sastri Bakry, salah seorang sastrawan asal Sumatera Barat, menyikapi rencana pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Daerah Satupena Sumatera Barat, di Padang, akhir pekan depan.
Katanya, sejalan dengan semakin maraknya aktivitas pengembangan literasi, khususnya baca dan tulis, bermunculan para penulis bagaikan cendawan yang tumbuh di musim hujan.
Berbagai komunitas yang menekuni aktivitas tersebut muncul terus secara berkesinambungan.
Kehadiran mereka tersebut, kata Sastri yang juga seorang birokrat, perlu benar-benar diperhatikan. Siapa yang memperhatikan?
“Selama ini, cenderung hanya sesama mereka di komunitas, atau antar komunitas. Tapi ruang gerak mereka cenderung tak leluasa karena keterbatasan mereka,” katanya.
Sastri menyebutkan, impian besar Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena agar penulis tak boleh terabaikan, karena mereka adalah aset berharga untuk masa depan.

Sasaran Satupena, memperjuangkan para penulis agar bisa sejahtera dengan profesinya, para anggota tentu sangat berharap .
“Kini tak saatnya lagi bergerak sendiri-sendiri. Harus berkolaborasi!” kata Sastri Bakry.
Ia menyebutkan, kepengurusan DPP Satupena Sumatera Barat hanya berisi tujuh orang.
Komposisi kepengurusan terdiri dari lima ketua, satu sekretaris, satu bendahara.
Saat ini sudah tercatat 150 orang anggota komunitas tersebut.
Saat pengukuhan, sejumlah kegiatan di depan mata. Berawal dari pameran buku karya anggota Satupena Sumatera Barat.
Hingga sehari sebelum tulisan ini terbit, tercatat 30 judul buku yang akan dipamerkan.
Ada lebih dari 50 penulis buku tersebut, diantaranya buku antologi, lalu ada Peluncuran Web Satupena Sumatera Barat.
Lalu peluncuran Buku Karya Anggota Satupena Sumatera Barat, Diskusi Sastra, Baca Puisi dan Pertunjukan Seni.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Yurnaldi – Jurnalis yang Langganan Juara Menulis

YURNALDI pada mulanya adalah penulis dan baru kemudian jadi wartawan. Sebagai  wartawan profesional dengan kompetensi wartawan utama (No ID 3823), Yurnaldi adalah Lulusan terbaik UKW

Hermawan – Berkarya hingga ke Negeri Tetangga

Hermawan, akrab dipanggil An, lahir di Jakarta 14 Desember 1961. Berlatar belakang pendidikan S1 Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta 1986 dengan skripsi “Memahami Adam Ma’rifat

Berselimut Kekeliruan Bahasa

Oleh : Firdaus Abi Ketika memulai menjadi wartawan dulu, tahun 1992, saya sering dapatkan kalimat ini; media perusak bahasa. Darah muda dari wartawan muda saya