SEJARAH BERDIRI

Suatu hari saya dikontak Anwar Putra Bayu, Sastrawan Indonesia yang berasal dari Sumatera Selatan. Sebagai Koordinator Sumatera,  ia menawarkan saya menjadi Koordinator Satu Pena Sumbar. Sebuah komunitas bagi penulis seluruh Indonesia yang akan memperjuangkan Penulis serta mendorong kebebasan menulis. Waktu itu saya bertanya mengapa saya? Karena penulis atau sastrawan lebih hebat dari pada saya pasti banyak. Ia menjawab antara lain karena aktivitas dan  integritas saya. (Hm…sedikit malu) dan karena saya sekarang sedang giat-giatnya menggerakkan dunia literasi, saya jadi tertarik. Lalu ia mengirimkan visi misi organisasi. Saya mempelajarinya, cukup menarik dan tambah tertarik.

Tapi kemudian ada keraguan pada diri saya ketika mengetahui ketum DPP SatuPena  adalah Denny JA. Saya jadi teringat pernah dihujat sastrawan Indonesia yang kontra dengan Denny JA , nama yang tak asing di dunia sastra dan kepenulisan. Tokoh popular tapi sangat kontroversial terutama soal 33 Sastrawan Berpengaruh dan Puisi Esai.. Waktu itu saya tidak mengenal Denny JA, kecuali lewat tulisan-tulisannya dan LSInya. Saya mengikuti perdebatan, diskusi hingga penghinaan saling merendahkan tokoh-tokoh besar Sastrawan Indonesia. Bahkan Ayah saya , Zaidin Baky Rahimahullah, sastrawan dan budayawan Sumbar, dihina oleh seorang anak muda, yang usianya sepantaran anak saya karena merasa hebat berkarya. Bahkan ada yang memusuhi saya karena saya berpihak pada Denny (note: kebebasan berkarya) Dan saya sempat berkomentar soal kenapa orang berkarya lalu dihujat rame-rame?. Bukankah karya seseorang adalah masalah pribadi?, soal puisi esai berkualitas atau  tidak, biarkan alam yang menyeleksinya. Hanya Allah yang bisa menghentikan orang mau menulis atau tidak. Sampai soal pengaruh uang dan harta pun jadi pergunjingan. Jika karena dana digunakan  untuk kebaikan menurut saya bagus-bagus saja. Soal orang terpengaruh atau tidak sangat tergantung orang-orang itu.

Saya penasaran, mencoba cari tahu apa itu puisi esai. Saya mendapat info dari De Kemalawati yang juga dihina karena puisi esai. Klop lah, saya ingin mencoba. Ada yang mengatakan saya tidak punya kehormatan, miskin harta dan tamak uang. Saya ketawa dibandingkan dengan mereka yang bicara kasar, sebagai pejabat dengan jabatan Direktur Perencanaan Anggaran dan Keuangan Daerah Kemendagri yang bertugas antara lain mengevaluasi APBD seluruh Indonesia, Alhamdulillah saya tak kekurangan uang. Tapi kesombongan mereka memancing saya ikut. Saya jadi asyik dengan puisi esai beberapa kali dan mendapatkan uang untuk sebuah puisi yang dibayar mahal. Rasanya harga diri saya tetap saja sebagaimana saya, meski sampai sekarang belum pernah puisi saya dibayar sebesar itu, bahkan dari luar negeri sekalipun.

Saya sering tak sepakat dengan Deny, bahkan saya suka mengatakan dia egois.   Banyak pemikiran-pemikiran Denny JA yang saya tidak sepakat. Tapi lebih banyak saya menyetujui tulisan-tulisannya, apalagi yang berdasarkan data. Mesti kami sering berbeda pendapat , saya melihat Denny ketika dibantah ide atau gagasannya jarang sekali membantah ulang atau secara frontal menyerang saya. Bahasanya santun, bukankah susastra sesungguhnya mengajarkan peradaban? Adab berkomunikasinya terjaga, setidaknya sampai saat ini saya menilai begitu. Paling ia akan menjawab; menarik, betul juga atau baik. Artinya sebagai manusia, ternyata Denny JA, seperti kita juga adalah manusia yang punya sisi lemah dan sisi baik. Saya coba melihat sisi baik Denny JA agar Good Vibes di dunia kepenulisan semakin bersemangat. Selain aktif menulis, ia juga aktif menggelontorkan dana untuk sastra dan literasi. Saya juga berharap banyak orang-orang kaya seperti Denny dan Setiawan Jodi yang peduli dengan dunia seni yang kadang sepi.

Saya mempelajari ulang program SatuPena. Sungguh-sungguh menjawab permasalahan kepenulisan selama ini (silahkan lihat Visi Misi SatuPena Sumbar). Karena itu saya tertarik dan ingin membangun perkumpulan ini, tapi sanggupkah saya?, adakah yang mau bergabung? Sedemikian kebencian kepada Denny JA dan  betul –betul dipelihara sebagian oknum sastrawan yang memiliki pengaruh terhadap anak muda. Sumatera Barat termasuk yang keras menentang Denny JA. Lalu saya berpikir keras. Saya harus memilih orang terhebat untuk menjalankan program SatuPena. Lama saya merenung bukan saja soal kualitas  tulisan dan  penulis produktif juga  terutama mereka-mereka yang punya kharakter berintegritas, mandiri , apresiatif, kolaboratif, solutif ,open mind, dan  tidak mudah terpengaruh..

Alhamdulilah saya menemukan orang-orang sesuai kriteria saya. Kami telah beberapa kali mengadakan rapat. Sungguh semangat dan pemberani. Tanggal 6 Februari 2022, di kamar President Suite yang difasilitasi GM Grand Basko Hotel, Zainul, kami berempat, saya, Firdaus, Januarisdi dan Ioqo, mengukuhkan berdirinya Satu Pena Sumbar, dengan melengkapi nama-nama yang tidak hadir (Yurnaldi, Hermawan dan Sry). Akhirnya kami menetapkan Tim inti 7 orang yang memimpin Satu Pena Sumbar secara bergiliran selama 5 tahun dalam satu periode. Tidak ada penonjolan ketua, tetapi masing-masing akan memimpin secara bergiliran. Kami harus menunjukkan bahwa kami tim yang semua hebat dan semua mau bekerja untuk mengapresiasi yang senior dan membina yang muda-muda. Pembagian ketua sebagai berikut:

Pengurus SatuPena Sumbar  (berdasar urutan tahun tanggung jawab secara bergiliran selama 5 tahun dalam satu periode) sebagai berikut:

  1. Ketua I Sastri Bakry ( Widyaiswara Ahli Utama, Sastrawan, Pegiat literasi, Founder Sumbar Talenta Indonesia dan Youtuber)
  2. Ketua II Januarisdi (Pustakawan Ahli Madya, Penulis, Budayawan, Pegiat Literasi dan Youtuber)
  3. Ketua III Yurnaldi Paduka Raja (Wartawan Utama, Ketua KPI , Penulis Buku)
  4. Ketua IV Sry Eka Handayani (Guru Teladan, Penulis Buku, Pegiat Literasi Berprestasi)
  5. Ketua V Dr Hermawan ( Akademisi, Sastrawan, Pegiat Literasi)
  6. Sekretaris Firdaus (Wartawan Utama, Pimred SKH Rakyat Sumbar, Pegiat Literasi, Novelis dan Youtuber)
  7. Bendahara Ioqo Alhamra ( Akademisi, Musisi, Pencipta syair dan Lagu, Youtuber)

Alhamdulillah, dari mereka saya belajar lagi soal menghargai, soal pembinaan, soal  potensi yang kita miliki untuk berbagi demi kebermanfaatan manusia. Jika memiliki harta, jangan simpan sendiri bagilah untuk yang memerlukan, jika berilmu jangan sembunyikan sendiri bagilah ilmu yang bermanfaat, jika berjabatan gunakan kewenangan jabatan untuk yang bermanfaat untuk ummat. Dan itu yang dilakukan Denny JA, lalu kenapa kita tidak suka?

Akhirnya dengan yakin kami segera membuat wa group dengan sedikit was-was. Khawatir ada perlawanan para seniman dan sastrawan. Ternyata tim inti 7 orang ini betul-betul orang yang berpengaruh. Dalam waktu seminggu anggota berjumlah lebih 165 orang. Meski ada yang left group tapi yang datang pun juga banyak. Saya percaya tim 7 ini betul-betul orang yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Mereka orang yang berani, berkharakter dengan jati dirinya masing -masing. Berkarya karena dirinya. Kami semakin bersemangat ketika tokoh-tokoh besar yang juga penulis seperti buya Masoed Abidin, Gamawan Fauzi, Rusli Marzuki Saria, Hasril Chaniago, Khairul Jasmi, dan lain-lain memberikan dukungannya.

Hanya orang- orang yang berkharakter dan pemberani yang bisa bergabung di SatuPena. Dengan mengangkat tema “Berkarya Mandiri, Membesarkan dengan Kolaborasi”, kami memulai dengan bismillah, man jadda wa jada. Akhirnya saya menemukan orang baik dan rendah hati tapi penuh semangat, saya menyebutnya Tim 7.  Pengukuhannya oleh Anwar Putra Bayu, di Grand Basko Hotel, 19 Maret 2022. (Sastri Bakry)