Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Problem Ekonomi Mengancurkan Bahtera Rumah Tangga

Oleh : Ilham Zulfachri (Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Andalas)

 

Pernikahan merupakan sebuah ikatan resmi antara dua individu yang saling mencintai.Tujuan dari pernikahan ialah untuk memberntuk keluarga yang stabil dan harmonis,pasangan yang menikah berkomitmen untuk saling melengkapi dan saling memahami dalam menghadapi bahtera rumah tangga.

Menikah dengan wanita yang di impikan merupakan sebuah anugrah yang tak ternilai harganya,tentu hal ini yang akan menjadi dorongan bagi kita untuk selalu berbenah menjadi pemimpin keluarga yang amanah,tanggung jawab serta kewajiban dalam menafkahi rumah tangga.Akan tetapi,dalam menjalani bahtera rumah tangga pasti memiliki dinamika di dalamnya baik itu yang positif maupun yang negative.Dampak positifnya pasangan akan menghormati suaminya dan akan menyayanginya begitupun sebaliknya dalam rumah tangga pasti memiliki masalah tersendiri ada yang mengalami kendala ekonomi,paksaan menikah dari orang tua,dan adanya saling salah paham di dalam keluarga tersebut.

Tetapi dari semua permasalahan tersebut, factor masalah ekonomi yang menyebabkan kendala paling banyak dalam keruntuhan bahtera rumah tangga yang bisa menjalar terhadap kekerasan diakibatkan tidak terpenuhnya kebutuhan perekonomian keluarga.

Akibat dari masalah tersebut berdampak timbulnya kekerasan dalam rumah tangga,lalu apa itu kekerasan dalam rumah tangga? Kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan sering kali merupakan tindakan yang berdampak fatal terhadap hubungan kekeluargaan.Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya melibatkan tindakan fisik seperti pukulan,tamparan,dan kekerasan fisik lainya tetapi juga mencakup ancaman pengaiayaan psikologis,penolakan hak dasar,dan penyalahgunaan keuangan.

Pada kekerasan dalam rumah tangga korban yang paling mendominasi ialah kaum perempuan,hal ini sejalan dengan banyak nya kebutuhan perempuan dalam menjalai kehidupan,sehingga pendapatan yang dihasilkan oleh suami tidak tercukupkan yang pada akhirnya menyebabkan konflik dalam rumah tangga.

KDRT merupakan sebuah prilaku yang memberikan dampak yang sangat kompleks terhadap perempuan korban KDRT.seperti yang sudah dijelaskan,bahwa terdapat beberapa bentuk kekerasan seperti kekerasan fisik,psikis,dan ekonomi.Tindak kekerasan menghasilkan dampak psikologis terhadap korban perempuan KDRT,misalnya korban merasa cemas,murug sulit bersosialisasi kembali di masyarakat.Korban tidak percaya diri,tidak teraturnya pola hidup,selalu merasa kebingungan dan mudah lupa.

Salah satu upaya penanganan terhadap korban perempuan pada KDRT ialah dengan cara pemenuhan hak terhadap perempuan.Undang-undang Republik Indonesia o.23 tahun 2004 merupakan Undang-Undang yang telah mengatur pemenuhan hak korban KDRT.Pada Bab IV pasal 10 tentang hak-hak korban terdapat lima hal yaitu :

  • Perlindungan dari pihak keluarga ,kepolisian,kejaksaan,advokat,lembag social yang terlibat,ataupun pihak lain baik sementara maupun berdasarkan penetapan pemerintah terhadap perlindungan
  • Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis
  • Penanganan secara khusus berakitan dengan kerahasiaan si korban
  • Pendampingan oleh pekerja social dan bantuan hokum pada setiap tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  • Pelayanan bimbingan rohani

 

Terlepas masalah itu semua,pasti di balik itu terdapat beberapa solusi untuk mengurangi angka KDRT apalagi permasalahan dalam factor ekonomi,berikut beberapa cara mengatasi ketimpangan ekonomi dalam rumah tangga sehingga akan meminimalisir terjadinya kekerasan dalam rumah tangga :

a.Melakukan Perencanaan Keuangan yang Baik

Perencanaan keuangan yang baik sangat penting untuk menghindari masalah ekonomi yang mempengaruhi bahtera rumah tangga. Membuat anggaran bulanan yang rinci sangat membantu untuk memastikan bahwa semua kebutuhan penting terpenuhi tanpa harus berhutang.

  1. Mencari Sumber Pendapatan Tambahan

Ketika penghasilan dari pekerjaan utama tidak cukup, mencari sumber pendapatan tambahan dapat membantu. Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan pendapatan tambahan, seperti menjalankan bisnis kecil-kecilan atau mencari pekerjaan paruh waktu.

  1. Mengembangkan Keterampilan dan Keahlian

Mengembangkan keterampilan dan keahlian tertentu juga dapat membantu meningkatkan penghasilan. Ini bisa dilakukan dengan mempelajari hal-hal baru atau mengikuti kursus dan pelatihan.

  1. Menghindari Pengeluaran yang Tidak Penting

Menghindari pengeluaran yang tidak penting juga sangat penting dalam mengatasi masalah ekonomi. Mengelola uang dengan baik dan hanya membeli barang yang diperlukan dapat membantu menghemat uang untuk kebutuhan yang lebih penting.

 

Masalah ekonomi yang mempengaruhi bahtera rumah tangga dapat menjadi masalah yang serius bagi keuangan seseorang atau keluarga. Beberapa penyebabnya antara lain ketidakmampuan membayar hutang, persaingan harga yang tinggi, harga barang yang tidak sesuai dengan upah, dan terjadinya PHK. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ekonomi, seperti melakukan perencanaan keuangan yang baik, mencari sumber pendapatan tambahan, mengembangkan keterampilan dan keahlian, dan menghindari pengeluaran yang tidak penting.

Dalam mengatasi masalah ekonomi, penting untuk memiliki kesabaran dan tekad untuk mengatasi masalah. Jangan pernah menyerah dan terus mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ekonomi dan meningkatkan kemakmuran keluarga.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Yurnaldi – Jurnalis yang Langganan Juara Menulis

YURNALDI pada mulanya adalah penulis dan baru kemudian jadi wartawan. Sebagai  wartawan profesional dengan kompetensi wartawan utama (No ID 3823), Yurnaldi adalah Lulusan terbaik UKW

Hermawan – Berkarya hingga ke Negeri Tetangga

Hermawan, akrab dipanggil An, lahir di Jakarta 14 Desember 1961. Berlatar belakang pendidikan S1 Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta 1986 dengan skripsi “Memahami Adam Ma’rifat

Berselimut Kekeliruan Bahasa

Oleh : Firdaus Abi Ketika memulai menjadi wartawan dulu, tahun 1992, saya sering dapatkan kalimat ini; media perusak bahasa. Darah muda dari wartawan muda saya