Oleh: Ilham Zulfachri (Mahasiwa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Andalas)
Kampus merupakan sebagai wadah untuk menciptakan generasi muda yang bermoral dan bermartabat bukan hanya untuk menimba serta berfokus pada menambah pengetahuan saja. Di Kampus mahasiswa dibina dan dikondisikan sebagai cendikiawan muda. Mahasiswa selalu melakukan aktivitas yang berhubungan dengan keintelektualan serta mendekatkan diri kepada masyarakat, hal ini selaras dengan adanya Tri Dharma perguruan tinggi dan didalamnya terdapat pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat.
Secara psikologis, mahasiswa yang berusia muda, memiliki gejolak yang lebih emosional dan bersifat idealis. Mahasiswa pada hakikatnya selalu menjadi kelompok cendikiawan terdidik serta merasa dari mereka lah salah satu perubahan itu muncul. Mereka terpanggil untuk membantu melawan masyarakat lemah, tidak mendapatkan kesejahteraan. Mahasiwa pada saat ini diharapkan menjadi Agent of change untuk seluruh elemen baik pada mahasiwa itu sendiri maupun kepada masyarakat. Mahasiswa memiliki kemampuan yang kritis yang dianggap dapat menjadi kekuatan untuk mendukung perubahan serta kestabilan dalam kehidupan sosial. Mahasiswa selalu menjadi garda terdepan gerakan sosial baik pada masa orde baru hingga pada era saat ini.
Melalui gerakan sosial, mahasiswa memainkan peranan strategis dalam melihat isu-isu sosial, menuntut keadilan, serta mempengaruhi suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Pada era saat ini dengan dinamika perubahan yang begitu kompleks, mahasiswa dituntut untuk mampu beradaptasi pada perubahan globalisasi dan juga diharapkan mengembangkan kompetensi. Hal ini dikarenakan mahasiwa menjadi salah satu alat penyambung lidah rakyat serta kekuatan pikiran kritis yang mampu mengendalikan kekuataan pemerintahan.
Mahasiswa diharapkan dapat membuat perubahan serta mampu menawarkan solusi yang nyata untuk setiap permasalahan sosial. Mahasiswa juga dituntut untuk tidak apatis serta dapat membuka diri sehingga memiliki peluang untuk bisa membangun relasi dan mitra untuk melakukan suatu perubahan sosial. Mahasiswa yang dapat berkolaborasi dengan baik dengan berbagai pihak seperti pemerintah, bukan sekedar mengkritiknya, lembaga swadaya masyarakat dapat menjadikan gerakan sosial yang mampu mengubah tatanan kehidupan di masyarakat. Permasalahan timbul apabila mahasiwa tersebut tidak menjaga komitmen nya sebagai agent of change dan menerima berita-berita hoax yang tidak di saring secara tepat. Pada saat ini arus digitalisasi begitu deras, mahasiwa harus mampu memanfaatkan digitalisasi dengan baik serta memanfaatkan nya untuk menyuarakan gerakan sosial dengan cepat dan bijak. Potensi yang dimiliki mahasiswa seperti kaum intelektual, cerdas dan memahami digitalisasi, kritis, mampu beradaptasi dengan baik harus di optimalkan semaksimal mungkin.
Dinamika yang terjadi pada saat ini begitu kompleks sehingga membutuhkan gerakan sosial yang lebih kreatif, adaptif, dan inklusif. Mahasiwa memiliki semua potensi, tetapi jika tidak digunakan sebaik mungkin, potensi tersebut hanya terbuang sia-sia dan tidak memiliki manfaat sama sekali dalam kehidupan bermasyarakat. Mahasiwa saat ini diberikan kesempatan seluas mungkin guna mengembangkan potensi diri, pemerintah yang mendukung potensi dari mahasiwa membuat berbagai program yang mendukung kreativitas mahasiswa sesuai minat dan bakat. Pada saat ini ada program merdeka belajar kampus merdeka, ada magang bersertifikat, ada lomba-lomba sesuai minat dari mahasiwa, itu semua dilakukan untuk mengembangkan potensi baik secara akademik maupun non akademik.
Keberhasilan mahasiswa mampu membawa kepercayaan diri mereka sehingga berdampak positif terhadap lingkungan tempat mereka menimba ilmu, baik itu untuk sesama mahasiwa maupun kepada masyarakat. Dari kegiatan yang mahasiswa ikuti, mahasiswa dapat mengimplementasikan nya kepada sesama rekan ataupun kepada masyarakat sekitar. Dalam pembinaan masa studi mahasiswa juga mendapatkan apa yang dinamakan kuliah kerja nyata. Kuliah kerja nyata menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa harus selalu mengedepankan apa itu perubahan, apa yang selama ini didapatkan di waktu kuliah harus di implementasikan di masyarakat.
Bagi masyarakat, mahasiswa yang turun ke lingkungan masyarakat tentunya mengaharapkan perubahan serta dampak yang baik bagi lingkungan masyarakat. Melalui program-program kuliah kerja nyata yang diagendakan mahasiwa, masyarakat dapat terbantu dan mendapatkan pengetahuan baru dari mahasiswa yang datang dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. Mahasiwa yang menjalani program KKN tidak hanya berfokus pada program jangka pendek tetapi menginisiasi proyek berkelanjutan yang bisa membawa dampak positif bagi masyarakat. Peran mahasiswa yang begitu intensif diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam lingkungan masyarakat.
Mahasiswa juga mempunyai peran control social selain pengendali lingkungan kehidupan masyarakat, juga berpengaruh terhadap aspek pemerintahan. Mahasiswa harus memonitoring setiap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan mengawasi setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan apakah kebijakan tersebut memiliki kebermanfaatan untuk masyarakat. Pemerintah juga harus siap menerima segala kritik dan saran yang masuk baik dari masyarakat maupun dari mahasiswa sebagai akademisi.
Pada akhirnya mahasiswa sebagai agent of change gerakan sosial lebih berfokus kepada tujuan mahasiswa yang mengedepankan perubahan pada dinamika yang begitu kompleks.Mahasiswa sebagai akademisi yang kritis , memiliki kekuatan serta keunggulan dalam membawa perubahan. Selain itu mahasiswa menjadi garda terdepan dalam memperjuangan keadilan. Kesimpulan, meski bentuk gerakan mahasiswa telah banyak mengalami perubahan, tetapi esensi dari mahasiswa tidak berubah yaitu memperjuangkan hak-hak masyarakat dengan adaptasi tekonlogi serta arus perkembangan zaman yang begitu kompleks. Mahasiswa tetaplah menjadi sebuah pejuang emansipasi bagi perkembangan bangsa serta menjadi bibit-bibit untuk penyelenggaraan negara dikemudian hari. ***