Oleh: Yurmanovita
Menulis itu menyenangkan. Menulis itu membahagiakan, terutama membahagiakan diri sendiri. Melalui tulisan begitu banyak rasa yang terungkap. Dari tulisan banyak pelajaran yang ditangkap. Ada kepuasan dalam jiwa yang terkadang sulit diungkap.
Rangkailah kata demi kata, urailah rasa dengan aksara. Jangan takut salah dalam berbahasa. Dengan belajar kita Insya Allah bisa. Rangkaian kata menjadi kalimat, padu menjadi paragraf. Akan menjadi bukti kita tak pernah berhenti belajar.
Mengapa seseorang merasa sulit untuk menulis? Mengapa tak berani merangkai aksara. Jawabannya sederhana. Rasa tak percaya diri dan takut salah menjadi tabir penghalang. Merasa tak memiliki bakat atau hobi menulis. Sesungguhnya menulis itu dimulai dengan kemauan bukan kemampuan.
Kata kuncinya adalah kemauan. Kemauan untuk merangkai aksara akan memicu keinginan untuk belajar. Belajar merangkai kata, belajar menyusun kalimat demi kalimat. Belajar berbahasa lisan dan tulisan sesuai aturan dan ejaan.
Alam terkembang jadi guru. Apa yang dilihat, apa yang diingat, apa yang dirasakan rangkai jadi tulisan. Alam serta seluruh isinya menjadi inspirasi untuk berkarya. Jangan sampai lupa adat dan budaya. Nilai-nilai agama jangan ditinggalkan. Jadikan tulisan kita tuntunan dan pembelajaran.
Ayo sahabat, mari menulis. Ungkapkan semua rasa dalam tulisan. Jangan cepat jenuh dan bosan. Penulis besar berawal dari penulis recehan. Tapi kemauan dan keinginan belajar membuat mereka sukses jadi besar.
Menulis memang tak menjanjikan kekayaan. Menulis menciptakan kebahagiaan dan kepuasan. Jangan pikirkan siapa yang akan membaca. Dengan menulis kita berbagi karya.
Tak semua orang mampu meninggalkan harta warisan. Tapi seorang penulis meninggalkan karya yang akan dibaca anak, cucu, buyut dimasa depan. Hadirmu akan diingat melalui tulisan. Dan semoga dari tulisan yang diwariskan mereka mendapat pembelajaran. Padang Ilalang, 2022
(Yurmanovita, anggota Satupena Sumatera Barat).