DPD SatuPena Luncurkan Buku Anggotanya di Negeri Jiran Malaysia

Satupenasumbar.id – DPD SatuPena Sumatera Barat terus mengembangkan aktifitasnya di luar Sumatera Barat. Kali ini meluncurkan dua buku anggota SatuPena Sumbar di negeri jiran Malaysia dalam kunjungan Muhibah Budaya DPD SatuPena Sumbar bersama Sumbar Talenta.

Ketua DPD SatuPena Sumatera Barat Sastri Bakry, Jumat (4/8/2023),  di Bandara International Minangkabau (BIM) jelang keberangkatan rombongan, menyebutkan kedua buku yang bakal diluncurkan adalah buku Dinamika Pemerintahan dan Pembangunan Kota Pariaman (1987-2020) karya Sahrul Mubarak Tuanku Bandara Aulya dan Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat Melalui Pernikahan karya Armaidi Tanjung, Sekretaris DPD SatuPena Sumbar.

“Kedua buku itu diluncurkan di Pusat Kebudayaan Universitas Islam  Malaysia (USIM). Peluncuran dalam kegiatan kunjungan Muhibah Santun Budaya & Sastera,” kata Sastri.

Menurut Sastri, ini pertama kali buku karya anggota DPD SatuPena Sumbar yang diluncurkan di luar Sumatera Barat. “Sehari sebelum berangkat, DPD SatuPena Sumbar diterima Gubernur Sumbar Mahyeldi di kediamannya. Gubernur didampingi isteri Harneli Bahar dan Kadis Kebudayaan Sumbar Syaifullah. Kita melaporkan berbagai kegiatan SatuPena yang akan digelar. Termasuk melaporkan hasil Internationl Minangkabau Literacy Festival (IMLF) yang diselenggarakan pada Februari 2023 dan hasil Rapat Kerja DPD SatuPena Sumbar akhir Juli 2023 lalu,” katanya. (*/2)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Yurnaldi – Jurnalis yang Langganan Juara Menulis

YURNALDI pada mulanya adalah penulis dan baru kemudian jadi wartawan. Sebagai  wartawan profesional dengan kompetensi wartawan utama (No ID 3823), Yurnaldi adalah Lulusan terbaik UKW

Hermawan – Berkarya hingga ke Negeri Tetangga

Hermawan, akrab dipanggil An, lahir di Jakarta 14 Desember 1961. Berlatar belakang pendidikan S1 Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta 1986 dengan skripsi “Memahami Adam Ma’rifat

Berselimut Kekeliruan Bahasa

Oleh : Firdaus Abi Ketika memulai menjadi wartawan dulu, tahun 1992, saya sering dapatkan kalimat ini; media perusak bahasa. Darah muda dari wartawan muda saya