Anggota Satu Pena Sumatera Barat Irwan Luncurkan Buku Kinantan Melintas Zaman

Satupenasumbar.id –  Fort de Kocksche Dieren Park” (Kebun Binatang Bukittinggi) resmi dibuka pada 3 Juli 1929. Setelah sebelumnya dikembangkan sebagai kebun bunga “Strom Park” sejak tahun 1900. Kebun binatang ini telah melalui sejarah panjang. Namun selama ini belum terekspos secara maksimal. Kebun binatang tertua kedua di Indonesia ini telah mengiringi gerak sejarah kota Bukittinggi.

 

Buku Kinantan Melintas Zaman, Sejarah Kebun Binatang Bukittinggi ditulis Irwan Setiawan anggota Satu Pena Sumatera Barat berupaya mengambarkan bagaimana jalan sejarah kota dan beriringan dengan kebun binatang ini.

Demikian disampaikan Irwan pada deskripsi singkat isi bukunya, Minggu (9/7/2023) via watshapp-nya. “Diawali dengan membahas kurai, masyarakatnya, keadaan sosial, ekonomi. Dilanjutkan dengan dinamika kota  Bukittinggi dimasa pemerintah kolonial Belanda. Masa itu dibangun pula fasilitas-fasilitas penting untuk sebuah kota. Pasar, barak militer, penjara, sekolah, dan lain-lain,” katanya.

Selain pemajuan dibidang fasilitas umum, kolonial juga mengembangkan sarana wisata/hiburan. Berawal dari kebun bunga, terus dikembangkan menjadi kebun binatang “Fordekocksche Dieren Park”, yang terwanai pula oleh perkembangan politik pemerintahan disetiap masanya”.

“Kebun Binatang Bukittinggi, mengalami fase sulit dizaman Jepang, awal kemerdekaan. Dan kemudian terus bergerak maju dan makin berkembang sampai sekarang. Bahkan saat ini Kebun Binatang Bukittinggi telah memberi andil bagi pembangunan kota wisata” lanjutnya.

Tahun ini Kebun Binatang Bukittinggi, atau Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan telah memasuki usia ke 94, teriring harapan kemajuan untuk objek wisata yang mendukung PAD kota Bukittinggi. Semoga makin berkembang dan berjaya. Memberi kenyamanan bagi pengunjung, menjadi wahana edukasi dan rekreasi yang makin maju.

Ketua Satu Pena Sumatera Barat Sastri Barkri menyampaikan dukungannya untuk anggota-anggota yang aktif menulis dan menerbitkan buku. “Kita bangga dengan anggota Satupena yang terus menulis. Terutama Irwan Setiawan yang terus menghasilkan karya buku. Selamat ya,” kata Sastri menambahkan. (*)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Yurnaldi – Jurnalis yang Langganan Juara Menulis

YURNALDI pada mulanya adalah penulis dan baru kemudian jadi wartawan. Sebagai  wartawan profesional dengan kompetensi wartawan utama (No ID 3823), Yurnaldi adalah Lulusan terbaik UKW

Hermawan – Berkarya hingga ke Negeri Tetangga

Hermawan, akrab dipanggil An, lahir di Jakarta 14 Desember 1961. Berlatar belakang pendidikan S1 Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta 1986 dengan skripsi “Memahami Adam Ma’rifat

Berselimut Kekeliruan Bahasa

Oleh : Firdaus Abi Ketika memulai menjadi wartawan dulu, tahun 1992, saya sering dapatkan kalimat ini; media perusak bahasa. Darah muda dari wartawan muda saya